Tuesday, November 29, 2011

Terkadang Tuhan menunjukkan bahwa sesuatu itu tidaklah pantas untukmu adalah dengan memaksamu membuangnya.. dan yakinlah Tuhan akan menggantinya dengan sesuatu yang tak ternilai..
(ismiana-291111)

Monday, November 28, 2011

The strangers who near me for years.. but I just realize.. 
I just realize..
(ismiana-281111)

Friday, November 25, 2011

Sunset @ Senggigi Beach

Udah lama banget rasanya ga ke pantai di area Senggigi Beach Hotel. Ternyata udah banyak banget perubahannya. Dari baru masuk aja, sekarang udah ada tarif masuk pantai (padahal dulunya gratis). Okelaah, buat retribusi daerah (*think positif !). Trus, halaman parkirnya memang udah rapi, ga semerawut kayak dulu lagi. Eh, makin kaget karena pedagang-pedagang barang-barang seni dan asesoris khas pantai-nya juga dilokalisasi diluar area pantai, tepatnya di sebelah tempat parkir. Masuk area pantai, saya makin kaget aja (duuh,, jangan kuper gini doong!) ^_* ternyata udah dibangun semacam jembatan gitu (jembatannya warna kuning, dan banyak dipakai cewek-cewek gila foto kayak saya buat tetep eksiiis, hahaha). Pokoknya keren deh. Trus trus, karena seluruh area pantai udah ga boleh lagi jadi tempat jualan, saya bingung nih nyari ibu-ibu jualan sate bulayak. Eh, ternyata ibu-ibu itu udah disediain satu tempat khusus untuk jualan sate tepat di samping kanan pintu masuk area pantai. Wah wah, kalo gini jadi makin seneng ke pantai, karena bisa menikmati pantai tanpa "direcokin" pedagang-pedagang, hehe.
Ini nih beberapa foto yang saya ambil waktu menikmati sunset di pantai di area Senggigi Beach Hotel. Pengen kesana lagi, mumpung deket dari rumah, lagian pemandangan sunset-nya ga kalah dari tempat-tempat lain yang lebih jauh. Pokoknya kereeen deh, ga nyesel.

 ini nih jembatan kuning yang saya maksud

 lumayaaan buat foto-foto =P

 oh ya, air lautnya udah abrasi jadi sekarang udah naik-naik bahkan sampai masuk pekarangan hotel

 mantap laah pokoknya

 sunset-nya kereeeen..

 hmmm, mupeng laah pokoknya jalan-jalan sama suami (nanti kalo udah ada), "so romantic", someday lah yaa ^__^

teteep eksis, "the author" numpang nampang dulu yee.. =P

Wednesday, November 23, 2011

Karena hanya aku, hanya aku..

Aku terdiam
Pikiranku tenggelam
Entah kemana
Yang pasti sedang tak di kepala

Mungkin saja terbang
Melewati 2 pulau ia melayang
Menyeberangi 2 lautan sekarang
Pergi jauh mencari jejak yang terkenang

Sang jiwa yang hilang
Sang jiwa penuh rahman
Sang mata elang
Sang cahaya dalam hujan

Aku menyebutnya demikian..

Bayangannyapun layaknya nyata
Berputar indah di kepala
Mungkin datang sebagai balasan
Pikiran yang terbang karena kerinduan

Namun ku tersadar ini hanya aku
Yang menciptakan kenangan-kenangan lalu
Memutarnya indah di kepalaku
Tak ada pantulan
Tak ada gema


Karena hanya aku, hanya aku..


by : ismiana (Nov, 24th 2011)

Batistuta to Messi

I do love watching football match since I was in 4th grade of elementary school. I fell in love with football because of Batistuta, since I saw his match (for Argentine at World Cup 1998) versus Japan. But after he decided to retired from professional football around 2004-2005, I don't really like to watch football match. Since that, I don't have favorite football player anymore.
As time goes by, I still love Argentine, I still being an Argentine's suporter. In 2010, I watched Argentine's match in World Cup. And I saw so attractive game that played by player number 10, Lionel Messi. Since that I excited to watch football match, again.








In my opinion, there's so much different between Batistuta and Messi. Batistuta tall, Messi  shorther. Batistuta has a big body, messi thinner. Batistuta has a long hair, and Messi not. Batistuta has a special kick with right leg, Messi's special skill is kick the ball by left leg. Batistuta married when he was 21, but Messi still being single 'till now :D. Batistuta doesn't has much trophy, Messi has a lot (and he is the world best football player 2009 and 2010). Batistuta's face is dashing and Messi is sweet (lol :D). Nevertheless, both of them is such a best best best football player ever in the world for me.

YUDISIUM

Another unimportant note from me.. LOL :D


Tak seperti di Fakultas yang lain, di Fakultas Kedokteran kami memiliki 2 jenjang perkuliahan yaitu jenjang preklinik dan jenjang profesi (kepaniteraan klinik madya). Berakhirnya masing-masing jenjang ditandai dengan yudisium. Jadi, kami melalui 2 tahap yudisium. Yang pertama yudisium S.Ked (Sarjana Kedokteran) dan yang kedua yudisium dr. (Dokter).
Walaupun telah mengalaminya 2 tahun yang lalu, perasaan kami (saya dan teman-teman) pastilah tetap sama seperti 2 tahun yang lalu. "Excited". Yap, apalagi yudisium kali ini (17 November 2011), kami secara resmi telah boleh menyandang gelar "dr." di depan nama kami. (Finally,, huaaa... ^__^ ), dan yang lebih membanggakan lagi, yudisium dokter kali ini adalah yudisium dokter pertama angkatan saya (baca : angkatan 2005).

 Yudisium S.Ked (15 Agustus 2009)

Yudisium dr. (17 November 2011)
dari kiri belakang : kak heru, ika, mb amel, mb ari', mb manik, hadiat, aryoni, ernie', mb ayu, halia, kak herman
dari kiri depan : ery', putu eka, saya, dita, bayu
dari ke-18 orang ini, 10 orang yang di cetak merah adalah dari angkatan 2005, HIPOTHALAMUS ^__^

Congratulation's..

Tuesday, November 22, 2011

Thank you for everything. 
Whatever happens, I have stolen the best from you! 








 (ismiana-231111)

Monday, November 21, 2011

Yang paling penting dari sebuah perjuangan itu bukan hasil akhirnya, tapi niat dan usahanya!!
We're all proud to be Indonesian.. ^__^
(ismiana-211111)
after Sea Games Soccer match Indonesia vs Malaysia..

Sunday, November 20, 2011

And I will NEVER EVER CHANGE my self because of anyone, (anymore) !!!!
(ismiana-211111)

Thursday, November 17, 2011

Karena 6 tahunpun telah berlalu..

"Ketika kamu menyadari harimu hari ini. Dan menyadari pencapaianmu hingga saat ini. Ya, saat kamu bernafas pagi ini."

Saat menyerahkan formulir yudisium kemarin, khayalanku seolah membawaku kembali ke beberapa tahun ke belakang. Mengingat, sepertinya baru kemarin saja pengumuman penerimaan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Yang akhirnya menjadi tempatku bergumul menghabiskan hari-hariku lebih dari 6 tahun lamanya. Aku jadi teringat kalimat yang pernah aku baca beberapa waktu yang lalu,
Waktu, saat engkau mengingat sekilas umur yang telah lewat sepanjang masa kehidupanmu, betapapun lamanya, seolah-olah ia hanya sekejap...” (Dr. Shalahuddin Mahmud - Hidupkan Waktumu).
Melihat lorong-lorong itu, tempat kami (aku dan kawan-kawanku) menunggu giliran ujian keterampilan medik. Ruangan 8x6 m2 yang AC-nya kadang terasa dingin, namun lebih sering terasa panas karena penuh sesak atau AC yang mengalami gangguan, tempat kami menghabiskan hari-hari perkuliahan pre-klinik. Melihat wajah Pak Satpam, Pasha (petugas lab komputer kami), Bibi Kantin (yang sudah berganti untuk kesekian kali), Pak Rony (staf kemahasiswaan), Pak Anggre (pustakawan kampus kami) dan wajah-wajah teduh lainnya yang senantiasa menghadirkan senyuman kepada kami yang telah lelah seharian “mendengarkan” kuliah.
Lalu, berugak-berugak itu, fasilitas yang sengaja di buat kampus, tempat kami seringkali menghabiskan sore kami untuk mengerjakan tugas kelompok, atau hanya sekedar “mengelilingi dunia” dengan fasilitas hotspot gratis kampus.
Semua, semua sudut kampus ini mengingatkanku akan indahnya masa perkuliahanku. Ya, tak seluruhnya indah. Getirnya air mata, penatnya peluh keringat,  mewarnai perjuangan 6 tahun ini.
Senyum simpul menghiasi sudut bibirku, saat akupun berjalan melewati area parkir. Aku berlalu menyusuri pembatas area parkir dan lorong di depannya, tempatku dan mahasiswa lain sering duduk-duduk mencari sinyal dengan memutar-mutar laptop kami jika di berugak tidak ada sinyal. Namun senyumku itu-pun sebenarnya menyimpan makna lain akan kenangan di tempat itu. Aku pernah menangis disana. Mengeluhkan rasa cinta pasanganku sebelumnya, yang memang hanya tinggal cerita. Aku hanya tersenyum, mengingat semua kenangan.
6 tahun, aku bermetamorfosis dari masa remaja menuju ke kedewasaan. Di kampus ini, aku belajar, aku mulai menyusun mimpi-mimpiku, mulai berjuang meraihnya, dan tak luput dihiasi warna-warni cinta romantik khas anak muda.
Ya, aku sudah mencapai tahap ini. Tahap yang ingin aku tuju 6 tahun yang lalu. Beberapa yang aku impikan telah menjadi nyata, dan beberapa yang lainnya menjadi tangisan karena tak mampu menjadi nyata, namun waktu (dengan ijin Allah) akan membuat kekecewaan itu hilang terlupakan, berganti mimpi-mimpi yang baru, semangat-semangat baru, dengan putaran yang begitu seterusnya.
"Haaaaaaah...", aku menghela nafas panjang. Akhirnya, aku hanya mampu berucap syukur atas semuanya. Rasa syukur yang harusnya tak terhingga kepada Allah Yang Maha Kuasa. Karena 6 tahunpun telah berlalu. Kebanggaan pada diriku sendiri bahwa aku t’lah melewati semuanya, semua bahagia, gelak tawa, sedih, dan kecewa, membuatku semakin dewasa, dan menyiapkanku untuk perjuangan selanjutnya, diluar sana, didunia kerja, perjuangan sebenarnya.






Ya Allah, musnahkanlah perasaan ini jika hanya mengurangi kecintaanku pada-Mu..
Ya Allah, hapuskanlah kerinduan ini jika ia memang tak pernah tercatat dalam Lauhul Mahfuz untukku..
(ismiana-171111)

Wednesday, November 16, 2011

.. kau hanya tersenyum, dan kebahagiaan serasa erat memelukmu.

Mataku sudah tak kuat lagi menahan kantuk, namun kupaksakan untuk menyalakan laptop dan menghubungkannya ke "dunia". Di tengah-tengah kamar yang penuh dengan kertas-kertas yang berserakan, aku tetap saja memaksakan diriku menulis larut ini. "Aku tak akan melewatkan malam ini tanpa menulis", pikirku. Rasa bahagia ini tak akan aku lewatkan begitu saja tanpa menyisakan jejak untuk sekedar diingat di masa datang. Sekedar dengan membaca tulisan ini, akupun pasti bisa tersenyum, merasakan kebahagiaan malam ini kembali.
Begitulah aku, mengapa aku sangat mencintai menulis. Ya, walaupun sekedar menulis buku harian, aku sangat mencintai menulis buku harian. Kenangan-kenangan yang ada didalamnya serasa tak pernah mati. Aku mampu menghidupkannya kembali.
Seperti malam ini. Ditemani suara air hujan yang bertabrakan dengan genting-genting rumah tepat diatas kamarku yang berbunyi tak terlalu keras, membuat aku tetap mampu berkonsentrasi seraya menikmati curahan hatiku yang kutulis dengan senyuman diatas segala usahaku melawan rasa kantuk. Kebahagiaan itu, kebahagiaan yang akupun tak cukup mampu mendeskripsikannya, namun hanya bisa kuperjelas, ketika tawa-tawa kecil itu tanpa sebab tampak di wajahmu, dan kaupun merasakan bahagia. Ya, hanya itu, kebahagiaan itu. Kau masih tetap sadar, kau tak melayang-melayang, kau hanya tersenyum, dan kebahagiaan serasa erat memelukmu.

*Tak ada yang kumaksud berlebih dalam cerita ini. Aku hanya mencintai sastra. Dan pendeskripsianku yang berlebihan hanya bentuk kecintaanku pada sastra, hanya caraku mempelajari sastra. :D
Kata-kata selalu saja bermusuhan dengan hati yang sedang bahagia..
Ia tak pernah mampu muncul ketika perasaan itu ada..
Tawa-tawa kecil tanpa sebab selalu saja menghalanginya..
Karena itu saja, seringkali lebih mampu mewakilkannya..
(ismiana-161111)

Sunday, November 13, 2011

Cara Mengatasi Depresi

Dalam seminar "Fisiologi Cinta" yang saya ikuti dan telah saya review dalam postingan sebelumnya, ada beberapa hal yang menurut saya perlu saya share disini, yang mungkin sudah diketahui banyak orang, namun postingan ini mungkin nantinya bisa sekedar mengingatkan kita kembali atau cukuplah mengingatkan diri saya sendiri ketika virus galau atau depresi muncul.

Ada 2 pendekatan untuk mengatasi depresi, yang pertama berdasarkan konsep Kedokteran Jiwa dan yang kedua berdasarkan konsep Keislaman.
Konsep yang pertama yaitu konsep Kedokteran Jiwa yang disampaikan oleh dr. Elly Rosila, SpKJ. Ada 3 cara mencegah atau mengatasi depresi, yaitu SSI.
1. Syukur
Selalu bersyukur akan semua nikmat yang kita miliki membuat hidup terasa berarti. Karena rasa syukur selalu mencukupkan kita akan segala sesuatu yang telah kita miliki, dan rasa cukup itu erat dengan kepuasan, lalu kepuasan itu dekat dengan kebahagiaan :)
2. Sabar
Sabar adalah kata terampuh dalam menghadapi semua peristiwa yang tidak sesuai dengan keinginan. Sabar memang seharusnya menjadi senjata kita agar setiap ujian dapat menjadi pahala bagi kita. (*susyaaaah)
3. Ikhlas
Yaitu menyerahkan segala urusan duniawi kepada yang menciptakannya, sepertinya semuanya akan jadi lebih mudah.

Kemudian konsep yang menurut saya tidak kalah konkret, yaitu konsep Keislaman yang dijelaskan oleh Ust. Gunawan, Lc. Juga ada 3 hal untuk mengatasi kesedihan, yaitu :
1. Perbanyak membaca dan mengkaji Al-Qur'an
Al-Qur'an diturunkan tak lain selain menjadi obat bagi seluruh penyakit di dunia ini, dan sebagai bukti kasih sayang Allah kepada umat Islam.
2. Menghadiri majlis-majlis ilmu
Dalam majlis ilmu kita bertemu orang-orang shaleh dimana dapat saling nasihat-menasihati dalam kebaikan, kemudian menambah keilmuan kita, dan menghindarkan kita dari waktu yang sia-sia. (*hmmmm,,)
3. Shalat malam
Hanya kepada Allah-lah tempat mengadu yang paling baik. :)

Postingan ini semata-mata hasil seminar yang saya ikuti yang ingin saya bagi. Saya sadar saya-pun masih jauuuuh dari kemampuan untuk mengamalkan semuanya. Semoga Allah memaafkan kekhilafan saya. Saya hanya berharap semoga postingan ini bisa bernilai ibadah. :) InsyaAllah..

Seminar : Fisiologi Cinta

Cinta, cinta, cinta.. ya, manusia tidak akan pernah luput dari cinta. Karena cinta kita lahir di dunia ini, dan karena cinta-lah kita mampu terus hidup. Buku, film, lagu-lagu, puisi, sebagian besar terinspirasi dari cinta. Cinta memang memiliki dimensi yang sangat luas. Cinta hamba kepada Penciptanya, cinta orangtua kepada anak-anaknya, cinta manusia kepada binatang, dan yang paling banyak dibahas adalah cinta manusia kepada sesamanya, cinta sepasang kekasih, atau cinta romantik.
Kemarin, tepatnya tanggal 13 november 2011, saya mengikuti seminar yang berjudul "Fisiologi Cinta". Seminar yang diadakan Sentra Kerohanian Islam (SKI) As-Syifa Fakultas Kedokteran Unram. Dari judulnya saja kita pasti sudah bisa menebak bahwa seminar tersebut pasti akan "full of love". Jujur saja, saya sangat tertarik untuk mengikuti seminar tersebut. Bukan semata-mata karena tema yang diangkat adalah tentang "cinta", tapi karena seminar tersebut akan membahas cinta secara ilmiah. Apalagi narasumber yang ditampilkan adalah dr. Elly Rosila, SpKJ , satu-satunya dokter spesialis Kedokteran Jiwa (psikiater) yang ada di NTB, salah satu supervisor saya di RSJ saat mengikuti kepaniteraan klinik madya, yang keahliannya dalam bidang ilmu yang ditekuninya tersebut tidak perlu diragukan lagi. :)
Ekspektasi saya pada seminar Fisiologi Cinta ini tidaklah berlebihan. Karena dengan harga tiket yang murah, dan penyelenggara dari kalangan mahasiswa, maka saya beranggapan seminar tersebut akan berlangsung seperti seminar-seminar kebanyakan, mungkin tema tentang cinta dan narasumber-nya sajalah yang akan membuat applause pada seminar ini. Ternyata saya salah. Ada beberapa "sajian" yang membuat seminar ini terasa berkesan bagi saya dan kemungkinan besar bagi seluruh peserta yang hadir.
Seminar ini dimulai dengan pembukaan dari master of ceremony wanita yang menurut saya sedikit berlebihan dalam penyampaian kata-kata dan beberapa ekspresi yang ditampilkan dalam membawakan acara, saya tidak tau benar apakah memang sengaja di-set sedemikian rupa karena tema seminar adalah cinta, namun menurut saya memang terasa berlebihan. (maaf, *no offense).
Kemudian dilanjutkan dengan beberapa sambutan, dari Ketua Panitia, Presiden BEM FK Unram, dan terakhir dari Pembina SKI As-Syifa. Dari beberapa sambutan tersebut yang paling berkesan menurut saya adalah dari pembina SKI As-Syifa, dr. Akhada Maulana SpU. Ulasan singkat mengenai isu-isu yang memang tengah hangat menjadi perbincangan masyarakat, lalu beberapa contoh cara mencintai yang salah, kemudian disokong dengan beberapa ayat Al-Qur'an membuat sambutan yang dibawakannya menjadi enak untuk didengarkan. :)
Setelah itu, tiba-tiba lampu dimatikan, ruangan menjadi gelap, ternyata pembacaan kalam Ilahi yang indah sekali serta terjemahannya yang penuh makna sesaat membuat peserta tertunduk tenang.
Lampu tak menyala, ruangan yang tadi gelap masih tetap gelap, namun cahaya lilin yang tadinya hanya 1 tepat disebelah Qari'ah, kemudian tampak semakin banyak. Saya tidak mengetahui apa yang akan disajikan panitia selanjutnya. Namun cahaya lilin-lilin kecil itu memang tampak indah. Beberapa orang yang membawa lilin membentuk 2 shaft yang rapi, mungkin sekitar 10-13 orang,yang pasti hanya 2 orang laki-laki dari sekian orang dalam shaft itu yang saya lihat. saya pikir mereka akan menyanyikan sebuah nasyid, ternyata mereka membawakan puisi teatrikal, subhanallah, indah sekali, air mata saya-pun tak sanggup saya tahan saat mendengarkan puisi tersebut. Puisi mengenai cinta hamba kepada Tuhannya yang memang seharusnya diatas segalanya, Astagfirullah.
Acara inti seminar dimulai dengan materi yang dibawakan oleh narasumber pertama, dr. Elly Rosila, SpKJ. Beliau memang selalu mampu mencairkan suasana, tak ada yang perlu dikomentari dari cara penyajian materinya, luar biasa, :D pembahasan mengenai definisi cinta, fase-fase fisiologi cinta yang terjadi dalam tubuh kita, kaitan cinta dan emosi, zat-zat kimiawi yang berperan dalam rasa "cinta", lalu cinta yang berlebihan yang disamakan dengan bentuk adiksi. Harapan saya akan pengetahuan ilmiah mengenai cinta benar-benar terpenuhi dari materi yang beliau sampaikan. 
Kemudian narasumber kedua, yaitu Ust. Gunawan, Lc. Seorang ustadz lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir, menambah khazanah ilmu pengetahuan peserta dengan membawakan materi mengenai pemahaman cinta berdasarkan Islam. (Saya sungguh bersyukur atas apa yang telah saya alami beberapa waktu lalu. Saya merasa Allah begitu sayang kepada saya, bahwa saya sekarang merasa semakin yakin akan pilihan hidup dan cinta yang saya tempuh. Semoga Allah selalu menjaga saya, Amiin).
Sesi diskusi dan pertanyaan dibuka, ternyata antusiasme peserta luar biasa, waktu yang disediakan bahkan sampai tidak cukup untuk menampung seluruh pertanyaan yang ingin diajukan. Subhanallah. Apalagi dari akhwat, yang memang mendominasi jumlah peserta yang hadir pada seminar tersebut (dengan perbandingan 3:1).
Dalam seminar ini disajikan pula sebuah penampilan nasyid namun saya lupa urutan dalam acaranya. Nasyidnya dinyanyikan oleh 6 orang putri berpakaian putih yang seluruhnya cantik-cantik dan bersuara merdu. Lirik nasyid yang dibawakan lagi-lagi membuat saya tak mampu menahan air mata.
"Tuhan, dosaku menggunung tinggi, tapi rahmat-Mu mengalir luas..
Harga selautan syukurku, hanya setitik nikmat-Mu di bumi.."

Pemberian door prize, pengumuman juara lomba esai yang memang diselenggarakan dalam rangkaian seminar, dan doa yang indah mengakhiri acara seminar pagi hingga siang itu.
Big applause untuk panitia penyelenggara. Seminar yang luar biasa. :)

Monday, November 7, 2011

Ketika kamu ingin dicintai seseorang, belajarlah menjadi pribadi yang menyenangkan dan layak untuk dicintai..
(ismiana-081111)
benerbenernasihatbuatdirisendiri

Friday, November 4, 2011

Ketika kamu melakukan sesuatu untuk membuat orang lain bahagia
Nyatanya, kamu telah membahagiakan dirimu sendiri..
(ismiana-041111)

Tuesday, November 1, 2011

Law of Attraction

Beberapa hari yang lalu, ditengah suhu udara Mataram yang sungguh luar biasa panas, ditemani laptop dan modem "tercinta", saya menghabiskan siang dengan "melihat dunia" dari sudut kamar saya. Membuka situs-situs pertemanan yang saya ikuti, situs pencarian lowongan kerja dan informasi mengenai UKDI, serta beberapa cerpen Islam memenuhi tab layar laptop saya. Saya sempat terdiam sejenak saat melihat status salah satu teman saya di sebuah situs pertemanan. Dia menulis "Law of Attraction". Saya terdiam karena jujur saja saya tidak tau mengenai frase yang ditulis oleh teman saya, dan apa sebenarnya yang dia maksudkan. Karena rasa penasaran, kemudian saya mencoba googling makna dari frase tersebut. Saya memperoleh salah satu definisi yang mudah saya mengerti.
*dikutip dari http://filsafat.kompasiana.com/2010/07/31/the-law-of-attraction-entahlah/. "Secara harfiah pengertian Law of Attraction dapat diartikan sebagai "Hukum Tarik-Menarik". Pengertian maknawinya secara lebih jelas adalah "bahwa kita bisa merealisasikan, mencapai dan mewujudkan apa-apa yang kita inginkan (impikan) apabila kita bisa berpikir secara positif dan yakin bahwa keinginan (mimpi) kita tersebut pasti akan kita capai (dapatkan)"."
"Oh, itu toh maknanya", pikir saya dalam hati saat itu. Selama ini, walau saya belum mengenal "Law of Attraction" dalam beberapa hal, terutama dalam jenjang kepaniteraan klinik madya (dunia perkoasan), saya
telah seringkali membuktikan kebenaran "Law of Attraction" tersebut, yang saat itu saya pahami sebagai "kekuatan pikiran".
Hal yang paling gampang dan yang paling mudah saya ingat adalah pengalaman saya di beberapa ujian stase besar saya. (yang saya maksudkan stase besar adalah bagian di Rumah Sakit dimana koas/dokter muda mendapat tugas untuk belajar, mengerjakan tugas, mempelajari kasus-kasus, dan ujian selama 12 minggu, dan jika nilai ujian menyatakan tidak lulus, maka harus mengulang setengah stase atau 6 minggu). Setiap kali masuk stase besar, terutama menjelang ujian, My Law of Attraction atau yang saya pikirkan adalah saya punya keberuntungan yang lebih dibanding teman-teman saya. Yang saya pahami, "di setiap stase besar saya pasti akan ujian dengan supervisor yang baik dalam arti mudah meluluskan koas". (Diluar kepastian akan semua adalah memang Takdir Allah), entah apa ini memang keberuntungan saya, pengaruh dari "Law of Attraction" saya, atau doa-doa orang-orang yang menyayangi saya, saya memang selalu mendapat "jackpot" (istilah bagi penguji yang mudah meluluskan). Di stase besar pertama sekaligus stase pertama saya (Obstetri dan Ginekologi) saya mendapat penguji dr.R.SpOG yang dari sejak kuliah memang saya idolakan, dan dr.D.SpOG yang walaupun terkenal galak namun selalu meluluskan dengan nilai yang tinggi, walhasil saya lulus stase ini dengan nilai yang memuaskan. Kemudian di stase Pediatri (Anak) tangan saya lagi-lagi beruntung mengambil undian dimana tertera nama dr.R.SpA sebagai penguji saya, yang alhamdulillah kembali meluluskan saya. Lalu di stase Bedah, bertepatan dengan hari ulang tahun saya, undian saya lagi-lagi jatuh di penguji yang baik, dr.A.SpU, ujian hanya 2x5 menit (salah satu ujian tercepat saya), dan selebihnya beliau lebih banyak menasehati saya agar bisa jadi pribadi dan dokter yang baik, yang insyaAllah hasilnya juga memuaskan, amiiin. Kemudian stase besar terakhir, sekaligus ujian terakhir saya di kepaniteraan klinik, penyakit dalam (interna), saya secara mengejutkan (*bagi saya) mendapat penguji dr.S.SpP, dokter sekaligus dosen favorit saya selama masa perkuliahan dan kepaniteraan klinik. Ujian yang menurut saya lebih mirip dengan tentiran, karena hanya bertemu 2x20 menit, tanpa pemeriksaan fisik pada pasien, lalu status pasien yang saya buatpun tak pernah dibaca beliau. Dan semoga hasilnya sesuai yang saya harapkan. InsyaAllah. Amiiin.

Mengutip salah satu kalimat dalam film dan novel "Sang Pemimpi", "Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu".
Dengan mimpi-mimpi besar kita, semangat-semangat untuk mewujudkannya, "Law of Attraction" dan pikiran positif kita, serta doa kepada Yang Maha Mengabulkan, "kita pasti akan ke "Paris", boy!"